Memilah Jenis Kebutuhan
Setiap orang memiliki beragam keinginan dan kebutuhan. Namun hidup ini harus lebih mengedepankan kebutuhan daripada keinginan. Keinginan bisa tanpa batas karena ditentukan oleh nafsu kemanusiaan manusia itu sendiri. Mulai keinginan fisik-lahiriah sampai keinginan rohani-batiniah. Sedangkan kebutuhan ialah keinginan prioritas yang sudah terseleksi oleh kondisi dan kemampuan diri kita.
Untuk membedakan dan sekaligus menyikapi antara keinginan dan kebutuhan diperlukan pengetahuan dan keterampilan tersendiri. Orang yang tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan terancam dengan kekecewaan dan kegagalan hidup. Pengendalian diri yang kuat juga menjadi factor yang sangat penting. Dalam ilustrasi agama sering dikatakan bahwa kehausan orang akan harta seperti meminum air laut. Sekalipun air laut habis diminum tetap saja ia akan haus. Seorang arif juga pernah mengatakan: "Jiwa akan terus meminta jika selalu dimanjakan. Sebaliknya, jika dikembalikan pada yang sedikit, dia pasti akan puas juga".
Jadi, banyak atau sedikit, besar atau kecil, panjang atau pendeknya sebuah keinginan ditentukan oleh sikap batin. Bagi jiwa yang qana'ah sekecil apapun propertinya ia akan puas, tetapi jiwa yang rakus sebesar apapun propertinya tidak akan puas. Benar apa yang dikatakan dalam sebuah riwayat: Al-Gina ginan nafs (Kekayaan sejati ialah kekayaan jiwa). Jika jiwa qana'ah maka segalanyanya akan dirasakan cukup.
Untuk membatasi keinginan diperlukan beberapa kiat, antara lain Nabi Muhammad Saw meminta kita untuk sering-sering menengok orang sakit, melayat kematian, mengantar orang ke pemakaman, dan menziarahi kuburan. Nabi mengatakan: 'Kiranya cukup kematian itu sebagai nasehat'. Kematian selalu mengingatkan dan menyadarkan kita bahwa jadwal kematian kita pasti akan tiba. Kita perlu menyiapkan bekal hidup bukan hanya di sini (di dunia) tetapi juga di sana (akhirat). Allah Swt menjelaskan: Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Q.S. al-Baqarah/2:197).
Selain mengingat kematian, filosofi harta juga perlu diingat. Nabi pernah mengingatkan akan tiga hal yang dicintai manusia. Yang paling dicintainya ialah isteri atau suami dan anak, kedudian menyusul harta dan property, dan ketiga, yang biasanya kurang dicitai manusia ialah amal shaleh. Ternyata yang paling dicintai manusia hanya mampu mendampingi manusia sampai di pemakaman. Yang kedua, harta, hanya mampu mendampingi manusia sampai di lian lahat berupa kain kafan, dan yang kurang dicintainya, amal shaleh, justru yang senantiasa mendampingi sampai di hari akhirat kelak. Apa yang dinyatakan Nabi ini benar. Ternyata keluarga yang paling dicintai manusia paling pendek mengantar manusia. Mereka tidak tega masuk ke dalam liang lahat.
Telah terbit di https://news.detik.com/berita/d-6026409/memilah-jenis-kebutuhan.
Bagikan :